Cerita Rakyat-Cerita ini berawal dari seseorang dewa serta seseorang dewi yang lantaran kekeliruan yang dibuatnya di kayangan, pada akhirnya mesti melakukan hukuman didunia. Keduanya dihukum untuk berbuat kebaikan dalam kehidupannya di bumi berbentuk seekor babi rimba serta seekor anjing. Babi rimba jelmaan dewi itu bernama Wayung Hyang, sedang anjing jelmaan dewa itu bernama Tumang. Wayung Hyang lantaran dihukum juga sebagai babi rimba atau celeng, berikut ia berupaya lakukan beragam kebaikan didalam suatu rimba. Sesaat Tumang, sang anjing jelmaan dewa itu mengabdi juga sebagai anjing pemburu pada seseorang raja yang bernama Sumbing Perbangkara.
Disuatu hari, raja Sumbing Perbangkara berburu ke rimba di pinggir kerajaan. Di satu tempat yang dekat dengan rumah babi rimba Wayung Hyang, Sumbing Perbangkara mau sekali kencing. Ia lalu kencing serta tanpa ada berniat, tertampung dalam suatu batok kelapa. Tak lama kemudian, babi rimba Wayung Hyang yang tengah kehausan lalu meminum air kencing Sumbing Perbangkara. Siapa kira, Wayung Hyang pada akhirnya hamil.
Sumbing Perbangkara yang pada intinya sebenarnya sukai berburu kembali pada rimba itu sesudah berbilang bln, pas waktu Wayung Hyang melahirkan seseorang bayi wanita yang paling cantik. Sumbing Perbangkara yang berburu kijang mendengar nada tangisan bayi. Ditemani anjing pemburunya Tumang, ia pada akhirnya temukan bayi wanita yang tidak lain yaitu anaknya sendiri. Terpikat oleh keelokan paras bayi itu, Sumbing Perbangkara membawanya pulang serta mengangkatnya juga sebagai anak. Bayi wanita itu lalu dinamakan Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi lalu makin dewasa serta tumbuh jadi seseorang putri yang berparas elok. Kecantikan beredar ke seluruh penjuru kerajaan sampai didengar raja-raja serta sebagian pangeran. Dayang Sumbi diperebutkan. Perang besar berjalan di mana-mana. terasa bukan nyaman dengan perang yang berjalan di mana-mana lantaran memperebutkan dianya, Dayang Sumbi akhir meminta pada ayahnya raja Sumbing Perbangkara untuk menyendiri serta pergi dari kerajaan. Sumbing Perbangkara pada akhirnya mengijinkannya serta memberi Tumang si anjing pemburu untuk temaninya. Dayang Sumbi tinggal di suatu pondok dipinggir rimba. Dengan kehidupannya yang simpel tidak seseorangpun yang tahu bahwa ia yaitu Dayang Sumbi yang diperebutkan banyak raja serta pangeran. Di pondok itu ia isi kegiatannya dengan menenun.
satu hari, waktu menenun kain, Dayang Sumbi duduk diatas suatu bale-bale. lantaran mengantuk, alat tenunnya yang dimaksud torak jatuh ke lantai. Dayang Sumbi terasa malas sekali memungut torak itu, hingga ia bersumpah bahwa ia bakal menikah dengan siapa saja yang mengambilkan torak itu untuk dia. Tumang, anjing yang ditugaskan temani Dayang Sumbi pada akhirnya mengambilkan torak yang terjatuh itu serta menyerahkannya pada Dayang Sumbi. untuk penuhi sumpah yang terlanjur disampaikannya, Dayang Sumbi akhir menikah dengan Tumang.
Raja Sumbing Perbangkara yang tahu hal semacam itu pada akhirnya terasa paling malu. Putrinya yang cantik menikah dengan seekor anjing serta saat ini tengah memiliki kandungan. Dayang Sumbi pada akhirnya diasingkan ke rimba berbarengan dengan Tumang. bukan ada seseorangpun yang tahu bahwa Tumang yaitu jelmaan seseorang dewa, terkecuali Dayang Sumbi. tiap-tiap malam purnama, Tumang bisa menjelma jadi seseorang lelaki yang tampan.
Dayang Sumbi yang hamil pada akhirnya melahirkan seseorang putra yang tampan. Kulitnya putih dengan rambut lebat legam seperti arang. Dayang Sumbi memberikannya nama Sangkuriang. Bayi itu lalu tumbuh jadi anak yang tangkas.
Sangkuriang sudah mulai mahir memanah, disuatu hari disuruh ibunya untuk berburu. Dayang Sumbi mau sekali mengonsumsi hati rusa. Ditemani Tumang, Sangkuriang berburu di rimba. Di satu tempat, Sangkuriang lihat babi rimba Wayung Hyang melintas. Ia selekasnya membidikkan panahnya. Walau demikian Wayung Hyang lari serta bersembunyi dengan gesit. Sangkuriang memerintahkan anjing pemburunya, Tumang untuk menguber babi rimba itu. Tumang yang tahu bila babi rimba itu bukanlah sembarang babi rimba tetapi jelmaan dewi yang bernama Wayung Hyang, menampik perintah Sangkuriang. Tumang, si anjing jelmaan dewa itu cuma duduk diam melihat Sangkuriang.
Sangkuriang paling geram pada Tumang. Ia menakut-nakuti Tumang dengan mengarahkan anak panah pada Tumang. Namun, tanpa ada berniat, ia melepas anak panah itu pada busurnya. Anak panah melesat serta menghunjam ke badan Tumang. Anjing jelmaan dewa itu tewas. Sangkuriang yang ketakutan bercampur putus harapan pada akhirnya mengambil hati Tumang. Hati itu lalu dibawanya pulang serta diserahkannya pada dayang Sumbi dengan menyampaikan bahwa itu yaitu hati rusa hasil buruannya.
Dayang Sumbi dengan senang memasak hati itu, mereka ia makan dengan lahap. Sesudah usai makan, Dayang Sumbi teringat bakal Tumang. Ia ajukan pertanyaan pada Sangkuriang dimana anjing Tumang. Sangkuriang yang pada akhirnya bukan dapat berkelit jujur mengaku bahwa Tumang sudah tewas lantaran panahnya serta hatinya sudah diserahkan pada ibunya untuk dimasak.
Dayang Sumbi paling murka. Sangkuriang sudah membunuh bapak kandungnya sendiri. Ia lalu mengambil centong nasi serta memukul kepala Sangkuriang sampai terluka paling kronis. Walau demikian, luka di hati Sangkuriang lebih kronis. Ia pada akhirnya lari dari pondok mereka.
Mengerti bahwa ia sudah melukai anaknya sendiri serta membuatnya lari, Dayang Sumbi pada akhirnya terasa paling menyesal. Sangkuriang yaitu putranya hanya yang sudah temaninya hidup di rimba berbarengan Tumang. Untuk menentramkan perasaannya, Dayang Sumbi pada akhirnya bertapa. Dalam pertapaannya, Dayang Sumbi lalu dikaruniakan usia panjang serta awet muda. Semumur hidupnya, ia bakal terus jadi seseorang wanita yang cantik serta tidak bakal pernah tampak tua.
Disamping itu, Sangkuriang yang lari dengan kepala terluka mengembara ke mana-mana. Ia berguru dengan sebagian orang sakti. Ia masuk rimba keluar rimba. Waktu Sangkuriang sudah jadi pemuda sakti serta perkasa, ia menaklukkan seluruhnya makhluk-makhluk halus atau guriang yang ditemuinya dalam pengembaraan. Ia mengalahkan mereka serta dengan kesaktiannya jdi tuan dari guriang-guriang itu.
Disuatu saat, dalam pengembaraannya Sangkuriapada akhirnya bersua dengan Dayang Sumbi. Sangkuriang paling kagum dengan kecantikan Dayang Sumbi, lantas pada akhirnya jatuh cinta. Perasaan Sangkuriang berbalas. Dayang Sumbi juga terpikat oleh ketampanan Sangkuriang. pada akhirnya, Sangkuriang punya niat menikah dengan Dayang Sumbi.
Waktu Dayang Sumbi menyisir rambut serta membereskan ikat kepala Sangkuriang, ia lihat ada sisa luka yang paling besar. Sesudah mencermati muka Sangkuriang, barulah ia sadar bahwa ia bakal menikah dengan anak kandungnya sendiri. Sangkuriang sendiri bukan menganggap bahwa Dayang Sumbi yaitu ibu kandungnya.
Dayang Sumbi pada akhirnya coba menuturkan fakta bahwa Sangkuriang yaitu putranya. Namun Sangkuriang sudah kehilangan akal sehat. Sangkuriang terus memaksa. pada akhirnya Dayang Sumbi dengan cara halus hindari terjadinya perkawinan mereka. Ia meminta Sangkuriang membuatkannya suatu danau komplit dengan perahunya dalam semalam. Untuk Dayang Sumbi, ini yaitu hal yang tidak mungkin agar bisa dikerjakan oleh Sangkuriang. Anak kandungnya itu bukan bakal mampu penuhi kriteria yang mintanya. Diluar sangkaan Dayang Sumbi, Sangkuriang menyanggupi permintaannya.
Malam itu, Sangkuriang berusaha keras membikin suatu danau. Sangkurang menebang pohon, sisa pohon tebangannya itu beralih jadi suatu bukit yang saat ini di kenal juga sebagai Gunung Bukit Tunggul, sesaat daun, ranting serta sisi kayu yang lain yang bukan terpakai ditumpuknya serta terbentuklah Gunung Burangrang. Ia sudah bekerja separuh malam. Berikutny perahu usai di buat Sangkuriang mulai membikin danau. Sangkuriang, seperti pelaksanaan perahu, mengerahkan makhluk halus guriang untuk menolong. lihat kondisi ini, Dayang Sumbi jadi ketakutan. pada akhirnya ia menyebarkan kain-kain hasil tenunannya di arah timur. Ia memohon pada Sang Hyang Tunggal supaya usaha Sangkuriang digagalkan. Doanya dikabulkan. Kain-kain tenunan Dayang Sumbi bersinar kemerah-merahan di ufuk timur. Ayam-ayam jantan lalu berkokok. lalu, makhluk-makhluk halus guriang yang menolong pekerjaan Sangkuriang membikin danau menduga hari bakal selekasnya pagi. Merekapun selekasnya lari serta nyaris usai. Sangkuriang terasa usahanya sudah tidak berhasil. Ia jadi geram sekali.
Sangkuriang mengamuk. Sumbat yng dibuatnya untuk membendung Sungai Citarum dibuangnya ke arah timur serta jadi Gunung Manglayang. Danau Talaga Bandung dibuatnya lalu menyurut. Lantas dengan sekali sepakan keras, perahu bikinannya terlempar jauh yangserta tertelungkup. Dalam waktu relatif cepat beralih jadi Gunung Tangkuban Perahu. Sangkuriang menguber Dayang Sumbi yang melarikan diri. Saat Dayang Sumbi nyaris terkejar oleh Sangkuriang di Gunung Putri, Dayang Sumbi memohon pertolongan Sang Hyang Tunggal. Ia pada akhir menjelma jadi sekuntum bunga jaksi. Sangkuriang selalu mencari Dayang Sumbi sampai hingga ke Ujung Berung serta tersesat ke alam gaib.
Catatan :
Legenda Sangkurian serta Asal-Usul Gunung Tangkuban Perahu datang dari Jawa Barat (Sunda) serta telah lama jadi cerita yang diwariskan dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi juga sebagai cerita pengantar tidur anak-anak. Cerita ini sudah di buat filmnya dalam sebagian versus.