Salah satu sarana yg berada di internet yg cukup bombastis adalah situs medsos. Melalui medsos pengguna internet bisa berinteraksi dengan orang lain dari belahan dunia lain. Diantara banyaknya medsos, beberapa cukup banyak menarik pengguna. Yaitu Twitter, Facebook, Skype, YMail, dan lain sebagainya.
Dari jejaring diatas, Facebook mempunyai jumlah pengguna aktif yg cukup banyak. Termasuk saya. Saya aktif menggunakan Facebook sejak 20009 silam. Saat itu saya masih duduk dikelas dua SMA. Menggunakan Facebook membuat penggunanya semakin cerdas. Karena dijadikan sebagai tempat untuk berdiskusi, berbagai pengalaman atau sekedar menambah teman dan menjalin relasi.
Diantara pengguna Facebook tidak semuanya serius. Ada yg hanya utk main-main, keisengan dan tujuan lainnya. Dari semua status yg dituliskan, yg cukup menarik adalah status “berdoa”.
Setiap doa pada dasarnya baik. Ketika doa dituliskan dalam sebuah forum dengan harapan orang lain akan melihat dan ikut mendoakannya. Jika kemudian orang bersimpati akan memberikan komentar yg baik.
Tidak diketahui secara pasti mengapa seseorang berdoa melalui status Facebooknya. Bisa jadi ada yg benar-benar tulus berdoa, ada yg hanya berdoa di Facebook hanya sebagai ajang utk mencari eksistensi diri. Atau berdoa hanya agar orang lain merasa simpati dengan dirinya. Lalu berharap temannya di Facebook menyapa dan menanyakan keadaannya hanya utk mengilangi rasa kesepian yg sedang di alaminya.
Ini adalah beberapa contoh pengguna Facebook yg berdoa melalui Facebook.
“Semakin kesini kok makin bimbang yah, ya Allah mantapkanlah pilihanku, ” kata status seorang teman.
Ada pula yg seperti ini, “Ya tuhan jika dia jodohku maka dekatkanlah”.
Beberapa waktu lalu, saya sempat melemparkan persoalan berdoa di Facebook kepada teman-teman di Facebook. Dan inilah komentar meraka. “Berdoa kan mustinya dalam hati cukup, gausah dibeberin di fb... Kecuali maksud mereka mau pamer bahwa mereka itu alim... haha”
“Ya baguslah selama doa itu baik utk kemanusiaan.... Nggak ada doa yg jelek.. ”
“Biarkanlah orang mau berdo'a dmna aja, toh gak ada larangan utk berdo'a d fesbuk”
“Kurang bagus, serasa lucu ya. Bukannya solat ibadah, malah buka facebook, emang allah mempunyai facebook ya? ”
“Ya bagus sekali itu.... kita yg bacanya jadi sperti ikutan berdoa dan mendoakan supaya dikabulkan yg maha kuasa... bukankah dlm islam kita hrs saling menasihati & mendoakan.....??? ”
Dalam Surat Al A'raaf ayat 55, Allah menjelaskan tentang berdoa. Semoga ini bisa menjadi manfaat kepada siapa saja yg membaca. Dan ini kutipan surat QS Al A'raaf ayat 55.
“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suarayg lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg melampaui batas”.
2. DOA PADA STATUS FACEBOOK Oleh : Daenglira
Ada sebuah fenomena baru yg sekarang kerap saya lihat. Apa itu? Berdoa lewat facebook. Ya, di jaman serba instan ini facebook digunakan sebagai sarana utk berdoa. Lihat saja, status model ini bertebaran setiap hari di FB. Anda bisa menemukan status-status semodel ini : ‘Ya, Tuhan. Kuatkanlah aku utk menghadapi cobaan ini‘ atau ‘Tuhan, berikanlah aku jalan terbaik utk melewati segala kesulitan‘. Dan berbagai model lain, tergantung selera penulisnya.
Saya sama sekali tidak menganggap bahwa hal itu salah atau keliru. Berdoa atau menyampaikan keinginan yang baik kepada Tuhan akan selalu benar dan bermanfaat. Apapun caranya. Namun, ada hal yg perlu kita perhatikan yaitu ternyata telah terjadi pergeseran yg cukup signifikan dalam proses berdoa. Jika dulu doa dianggap sebagai hubungan pribadi antara kita dengan Tuhan, saat ini konstelasinya agak berubah. Sekarang, berdoa bisa jadi hubungan segitiga antara Tuhan, kita dan teman-teman di Facebook.
Benarkah begitu?
Jujur, saya tidak bisa memastikan dengan tepat. Siapapun tidak akan ada yg bisa memastikan karena doa sampai kapanpun juga akan tetap jadi hubunganhubungan pribadi kita dengan Tuhan. Saya rasa hubungan pribadi antara kita dengan Tuhan tidak perlu diperdebatkan.
Lantas, hubungan seperti apa yang terjadiantara kita dan teman-teman di facebook dalam segitiga tersebut? Mengapa fenomena berdoa lewat facebook jadi marak?
Mungkin, sebagian akan beralasan bahwa ‘Saya tidak bermaksud utk memancing respon apa-apa dari orang, kok. Saya juga tidak perlu dikomentari’. maka pertanyaan selanjutnya adalah, jika memangg tidak perlu dikomentari mengapa tidak berdoa dalam hati saja sambil sembahyang?
Ini sungguh menggelitik benak saya. Mengapa? Pada saat orang secara SADAR melakukan suatu tindakan artinya ada motivasi di belakang itu yg mendorongnya. Apa motivasi yg mendorong seseorang utk menyampaikan sesuatu kepada Tuhan lewat SNM (Social Networking Media)? Apa yg menyebabkan perlu melibatkan orang lain dalam proses berdoa?
Tidak salah utk berdoa lewat status facebook karena Tuhan Maha Tahu. Artinya, Tuhan pasti akan ‘membaca’ status facebook yg berisi doa.
Yg berbeda adalah, jika dulu hanya Tuhan yg tahu isi doa kita, sekarang semua orang yg terdaftar di friendlist kita juga bisa mengetahuinya plus friends of our friend, bahkan orang-orang yg tidak secara langsung kita kenali. Caranya pun instan dan begitu saja. Cukup klik ‘home‘. Anda bisa menemukan banyak status berisi doa di situ.
Sekarang saya akan membahas sedikit tentang ‘Sadar’. Saya hampir yakin 100% bahwa kita semua sadar bahwa begitu kita mem-posting sesuatu lewat status facebook, dalam sepersekian detik berikutnya orang lain akan segera bisa mengaksesnya. Termasuk utk status-status yg berisi doa. Lebih cepat dari koran, TV atau radio dengan proses yg masif (bersifat massa). Artinya, orang yg menuliskan doanya lewat facebook juga sadar bahwa dengan segera banyak orang akan mengetahui isi doanya. (Please, jangan katakan bahwa anda tidak menyadari hal ini).
Karena dari namanya saja, SNM, sudah tergambar seperti apa sifat media ini. Kurang lebih, media (singularnya medium) yg membentuk keterhubungan dalam masyarakat sebagai sebuah jejaring. Masyarakat seperti apa? Masyarakat dunia maya yg tidak dibatasi oleh tempat dan waktu. Pembatas dunia maya hanyalah jaringan internet, gadget yg digunakan dan subjek yg menggunakan media itu sendiri. Ini media yg sangatluar biasa.
Apakah karena sebegitu luar biasanya media ini maka SNM juga bisa digunakan utk berdoa? Entahlah. Saya tidak tahu.
Definisi SNM sampai sekarang belum berubah. Di luar masalah perdebatan mengenai definisi tersebut, SNM selalu terkait dengan sosial yg utk gampangnya saya identikkan dengan masyarakat. Artinya, fenomena berdoa di facebook (atau SNM jenis lain seperti twitter, dsb) mencerminkan perubahan yg terjadi di masyarakat. Bisa dikatakan bahwa ini adalah fenomena sosial, minimal di masyarakat dunia maya.
Seringkali terdapat fenomena lain yg terdapat di balik suatu fenomena sosial. Misalnya, ramainya kerusuhan di berbagai tempat tidak hanya mencerminkan kerusuhan itu sendiri. Fenomena kerusuhan mencerminkan kurangnya kesempatan kerja, rendahnya tingkat pendidikan, lemahnya wibawa aparat penegak hukum, dsb… dsb…
Sekarang, ada apa di balik fenomena berdoa lewat facebook? Lagi-lagi, saya hampir yakin 100% bahwa orang yg memasang status berisi doa memang menginginkan doanya itu diketahui oleh orang lain. Karena, jika ia tidak ingin doanya diketahui orang lain maka ia tidak akan memasangnya di status facebook. Atau, mungkinkah orang yg tidak mau doanya diketahui orang lain tetap memasangnya di status facebook? Saya tidak tahu. Tapi memang agak aneh jika, “Saya tidak mau orang lain tahu isi doa saya, jadi saya akan memasangnya di status“.
Sekarang, bayangkan kejadian rekaan berikut ini. Seseorang, sebut saja ‘Mawar’, meng-update status seperti ini : “Ya, Tuhan. Bebaskanlah aku dari kesulitan ini. Aku tidak bisa menemukan jalan keluarnya. Tolong aku menemukannya. Amin“. Tak lama setelah status tersebut terpublikasi datanglah berbagai komentar plus beberapa lainnya mengeklik ‘like‘. Seperti biasa, komentar-komentar itu berbunyi seperti ini : ‘tabah ya, sayang’ ; ‘Tuhan akan membantu orang yang sabar’ ; “Kuatkan hatimu“ ; atau komentar-komentar sejenis itu. Mawar sibuk membalas komentar-komentar itu dengan ucapan terima kasih. Mawar senang karena doanya didukung banyak orang.
Hari berlanjut. Sudah seminggu dan Mawar belum juga menemukan jalan keluar. Mawar mulai putus asa karena terjebak dalam kesulitan sementara comments dan ‘like‘ di statusnya sudah puluhan. Mawar sekarang ingin meminta bantuan. Pertanyaan pertama, menurut anda, dari sekian banyak orang yg mendukung Mawar di statusnya, berapa persen yg akhirnya akan benar-benar membantu Mawar?
Mawar bingung pada siapa ia harus meminta bantuan. Akhirnya, Mawar melihat ulang statusnya itu. Melihat siapa saja yg berkomentar di sana. Ternyata, beberapa adalah teman mainnya, sebagian besar tidak terlalu akrab, beberapa di antaranya tidak ia kenali dan sisanya tinggal di kota lain. Melati, sahabat terdekatnya, sama sekali tidak berkomentar.
Akhirnya, terpikirlah utk menelepon Melati. Mawar menceritakan kesulitannya. Melati terus mendengarkan sambil sedikit berkomentar. Di akhir pembicaraan, Melati menyuruh Mawar utk datang ke rumahnya. Melati tidak tahu apakah ia bisa membantu, tapi Melati punya niat utk membantu dan benar-benar mengajak Mawar utk mencari solusi.
Pertanyaan ke dua, sadarkah Mawar ketika ia mengupdate status di facebook bahwa comments dan ‘like’ yg muncul tidak sepenuhnya mencerminkan hal yg sesungguhnya? Dan terakhir, kita kembali pada pertanyaan awal kita. Lantas, apa yg diharapkan oleh Mawar saat menyampaikan doanya tidak hanya kepada Tuhan, melainkan juga kepada teman-teman di facebook?
Sadar atau tidak sadar orang yang menyampaikan doanya lewat status telah membagi sesuatu yg bersifat sangat pribadi ke areal publik (saya tidak tahu hubungan mana lagi yg bisa lebih pribadi ketimbang hubungan kita dengan Tuhan). Tidak cukupkah dengan bercerita kepada sahabat kita saja? Mengapa doa yg bersifat sangat pribadi perlu dibagi pada ribuan orang (secara sengaja atau tidak sengaja) lewat facebook, yg kemudian dilanjutkan dengan berbalas comment?
Well, saya akan membiarkan anda utk menjawab sendiri pertanyaan pertama dan kedua. Saya akan langsung berasumsi tentang apa jawaban yg mungkin utk pertanyaan ketiga. Karena ini hanya asumsi maka bisa saja salah atau bisa saja benar.
Pertama, asumsi saya adalah maraknya status berisi doa di facebook mencerminkan bahwa makin banyak orang yg kesepian. Mawar merasa kesepian. Mawar butuh kehadiran orang lain. Dan tidak ada cara yg lebih praktis selain lewat SNM.
Mawar merasa harus membagi perasaannya dan tidak mempunyai tempat yg pas utk membaginya maka ia menggunakan SNM sebagai sarana. Hal ini karena sifat SNM yg segera. Lewat SNM, orang cenderung merasa lebih mudah utk mengumpulkan puluhan, ratusan atau bahkan ribuan orang dalam waktu singkat. Membuat Mawar merasa didukung oleh banyak orang, meskipun orang-orang itu tidak ada di sampingnya. Tapi, mengapa Mawar masih perlu membaginya lewat SNM jika ia juga bisa langsung bercerita pada sahabatnya yg bebrapa jelas akan bersedia membantunya?
Inilah kesimpulan kedua saya. Kesimpulan ini berdasarkan teori Media Ecology yg diajukan oleh Marshall McLuhan. McLuhan membuat sebuah pernyataan monumental yg sampai saat ini masih menjadi perdebatan para ahli tentang apa yg ada dibalik pernyataan itu. Begini bunyinya, Medium Is The Message.
Saya setuju dengan salah satu penjelasan tentang pernyataan itu. Yaitu, kurang lebih, saat ini jalur komunikasi menjadi lebih penting ketimbang isi pesan. Dalam kasus Mawar, ia menganggap bahwa alat komunikasi yg digunakan (komputer, blackberry, facebook, twitter, segala jenis messenger, dsb) lebih penting dari isi status yg ia tampilkan. Pokoknya ia harus meng-update agar tetap terhubung pada jalur komunikasi. Mungkin, meskipun tidak berjenggot, terputus dari jalur komunikasi akan membuat Mawar kebakaran jenggot. Jadi, asumsi ini sekaligus menyatakan bahwa Mawar tidak sepenuhnya berteman dengan orang-orang dalam jejaringnya. Lebih dari itu, Mawar justru berteman dengan komputer, blackberry, dan segala perangkat yg menghubungkannya dengan jaringan. Mawar sedang share perasaan dengan alat!
Baca juga: Renungan Bagi Wanita:Kisah Cinta Sejati Seorang Pria Baik
Kita bisa saja membuat kesimpulan lebih banyak lagi. Entah mana yg benar. Tapi, jangan sampai malah kesimpulan ketiga saya yg terjadi. Yaitu, ternyata itu bukan doa! Mereka sedang iseng saja karena tidak punya kerjaan. Dan status berisi doa akan membangkitkan perasaan simpati.